Dalam beberapa hari ke depan, tahun 2013 akan segera berganti, dan tahun 2014 akan menjelang. Ini
tahun baru Masehi, tentu saja, karena tahun baru Hijriyah telah terjadi
beberapa bulan yang lalu. Bagi kita orang Islam, ada apa dengan tahun
baru Masehi?
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad
ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu
oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar
menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1
Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari
ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari
penyimpangan dalam kalender
baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia
mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli.
Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius
Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Perayaan Tahun Baru
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu
hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama
menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum
nasional untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang
dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut
kalender Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus
Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga
kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.
Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara
terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka—yang tentu saja
sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah
malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong
menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di
laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai tanda
penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam
legenda negara Brazil.
Seperti
halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah
potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan,
mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar
Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari
diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan
yang satu lagi menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa
hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka
percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang
kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi
dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga
agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun
disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun
Masehi.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara
dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses
sebelum lomba futbol Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau
Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di
Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam
sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi
ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung
kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah
malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api
diledakkan dan orang-orang menerikkan “Selamat Tahun Baru” dan
menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia?
Sama saja!
No comments:
Post a Comment