Burni Telong merupakan salah satu
Gunug Api yang masih aktif yang terdapat di wilayah Aceh tepatnya di Lampahan,
kabupaten Bener Meriah. Gunung ini pernah menghamburkan Larva vulkanik sekitar
abad ke-19 dan termasuk gunung tertinggi ke-3 di Aceh dengan ketinggian 3.654mdpl.
Gunung ini merupakan cagar alam kawasan hutan lindung yang keadaan ekosistemnya
masih terjaga sehingga menjadi daya tarik bagi para pendaki dari berbagai
daerah. Oke baiklah kita cukupkan penjelasannya end now kita kembali keinti
cerita.
Perkenalkan saya selaku penulis
bernama Aris Munandar alias AMmwb mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Aceh. Kali ini saya bersama temen2 akan melanjutkan
Ekspedisi Ke Gunung Burni Telong. Temen saya itu ada yang bernama Adlil alias
A’a , Hendri Alias PW, Teuku Mulyadi alias TM, Hendra alias Samudra, Taufik,
Eka Bariin alias Haekal, Heri Saputra alias Jadoel, Rifqi alias Bos, Ilham
alias Kepala Suku.
Awal cerita, Senin 29 Desember 2014,
saya dan teman-teman (bias dibilang sih kakak leting karena mereka tingkat 3)
ngumpul dan iseng ngebahas pendakian2 yg di Gunung Goh Leumo tiba2 TM salah
satu temen saya dari Jurusan Gizi (dia juga Ketua MAGIPALA) datang bergabung
dan berbincang2. Lalu TM pun mengeluarkan ide untuk melanjukan pendakian
selanjutnya ke Gunung Burni Telong dan dia mulai memperkenalkan track yang dia
dapatkan info dari temen rekan organisasinya di Bener Meriah.
Beberapa menit kemudian, setelah
penjelasan track dijelaskan kami pun mulai menetukan tgl keberangkatan dan
jatuh pada tgl 16 januari 2015. Karena waktu sangat sempit yang membutuhkan
persiapan fisik dan dana sehingga kami pun berinisiatif menjadi agen batu akik
demi mendapatkan dana secepatnya sesuai target.
3 minggu kemudian tepatnya kamis 15
Januari 2015 kami berkumpul kembali utk membahas Pembekalan umum maupun khusus
tepatnya di Lapangan Upacara kampus Poltekkes Kemenkes Aceh. Pembahasan pun
dimulai dari peralatan, logistik, p3k, dana dan tak lupa pula alat tulis untuk
menuai sebuah perasaan ketika dipuncak kelak.
Keesokan harinya tepatnya hari
Jum’at saya mendapatkan jadwal praktek mendadak di Lab Terpadu Kampus sedangkan
keberangkatan dimulai setelah selesai shalat jum’at. Pagi itu saya berusaha
mengejar waktu praktek dengan join dikelas tetangga tapi hanya bias mengikuti
praktek setengah modul karena prakteknya membutuhkan waktu yang lain.oke
kembali ke topic. Siang sepulang dari kampus saya segera menuju ke Kos Bos
untuk mengambil dan malakukan pengecekan safety pada motornya. Lalu selesai
Shalat jum’at saya langsung pulang kerumah untuk packing yg diperlukan.
30
menit kemudian saya menunggu jemputan oleh Bos dan langsung menuju ke Kampus
Poltekkes untuk berkumpul dan saya melihat mereka semua telah berkumpul. Tepat
jam 15:00 kami pun Chaw dengan menggunakan motor dan ditengah perjalanan kami
disambut oleh Hujan yang sangat deras hingga menghentikan niat kami utk
melanjutkan menuggu hujan reda.
Setibanya di Bireun kami mulai makan
malam dengan hidangan yang tergolong mewah utk penambahan stok perut
dipendakian esok. Dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bener Meriah tepat
pada pukul 21:35 WIB. Di tengah perjalanan kami mulai disambut kembali oleh guyuran
hujan yang sangat deras dengan seiringan suhu dingin sekitar 19oC yang mebuat
tubuh kami menggigil sepanjang perjalanan.
Tepat pukul 23:45WIB kami pun tiba di Bener Meriah dan mulai mencari rumah temennya TM dan mulai berbincang2 dengan ditemani minuman Bandrek yang cukup membuat rasa dingin kami terobati. 1jam kemudian kami pun mulai menuju tempat peristirahatan.
Keesokan
harinya, kami sangat merasakan dingin yang belum pernah kami rasakan mungkin
karena kami berada dipesisir. Pagi itu
saya, Bos, pw dan samudra bergegas keluar utk menghidupkan api didepan
penginapan akibat dingin yang sangat menusuk (hahaaha) sambil melihat
pemandangan sang gunung api yang tinggi menjulang.
Setelah
dipastikan semuanya bangun kami segera bersiap2 utk mencari sarapan pagi guna
menambah energy kembali.
Setelah
semua yg berhubungan dgn tubuh telah beres, kami pun mulai menjumpai pemandu
tepatnya di depan Puskesmas Pante Raya. Setelah berbicang2 bersama pemandu kami
mulai menuju tempat peletakan kendaraan di rumah ketua pemuda daerah tersebut.
Oiya, pemandu kami bernama Riski dan Ijal, mereka penduduk asli disini
Tepat
pukul 10:13WIB kami menuju pintu rimba yang dipayungi oleh sengatan sinar surya
yang sangat panas dengan hawa sejuk pegunungan dengan pemandangan puncak yang
menjulang tinggi ke angkasa sehingga menguatkan tekat kami untuk lebih semangat
seperti org bijak berkata : “PUNCAK BUKANLAH
PRIORITAS UTAMA TAPI YANG PALING UTAMA ADALAH KEBERSAMAAN”
Tepat pukul 13:10 kami tiba di tempat peristirahatan pertama
dengan ketinggian sekitar 1600mdpl dan disini satu2nya tempat yang hanya
terdapat sumber air. Disini kami mengumpulkan tenaga dan mengobati salah satu
teman kami yang cidera sendi serta mengisi stok persediaan aris selama 30menit.
Setelah semuanya beres, kami melanjutkan perjalanan menuju
peristirahatan ke2 selama 1,5jam dan peristirahatan ke3 selama 45menit dengan
track yang lumayan menantang serta suhu semakin dingin dengan ketinggian
sekitar 2200mdpl.
Setelah
menempuh pendakian selama 5,5jam kami pun tiba di kaki gunung tepat pukul
15:25WIB dan mulai beristirahat sejenak sambil menikmati suhu dingin
diketinggian 2260mdpl sebelum memulai penmasangan tenda.
Serasa
cukup beristirahat kami pun mulai melakukan kegiatan memasak, memasang tenda,
menghidupkan api dan ada juga yang tidur guna agar ada yang menjaga api tetap
tidur dsaat tubuh kami terlelap dikeheningan malam.
Malam
pun tiba, kami segera beristirahat dibawah heningnya rembulan yang ditemani
oleh alunan suara jangkrit bagaikan suara music dikeheningan dengan menahan
hawa yang sangat amat sekitar 5oC. Disitu saya melihat dan mendengar suara Pw
yg mulai mencoba berusaha melawan hawa dingin, Jadoel yang sedang mengganggu
Pw, A’a dan Kepala Suku. Taufik dan Haekal sudah tertidur pulas dan saya juga
melihat Bos dan TM berusaha menstabilkan Api agar tidak padam seraya mengusir
hawa dingin ditubuh mereka bersama pemandu. Yang mengagetkan saya ternyata dsamping saya telah
tertidur pulas Samudra. Suhu dingin ini seraya makin menusuk tubuh saya yang
terbaluk 4Lapis baju dan 2lapis celana serta sarung tangan dan penutup muka dan
kepala tetapi saya tetap merasakan hawa yang begitu dingin.
Waktu telah menunjukkan pukul 01:00WIB
tapi kami semua masih belum terlelap sehingga
memutuskan untuk menyajikan mie instan. Setelah merasa kenyang kami pun
mulai berbincang utk jadwal menuju puncak pada pukul 04:00 agar bias menikmati
matahari terbit dari puncak. Setelah perbincangan selesai kami pun tidur tetapi
Bos dan TM tetap menjaga api.
Kami pun mulai bangun pukul 05:00
akibat kelelahan serta suhu yang amat sangat dingin dan segera bersiap2 utk
berdo’a bersama sebelum menuju puncak. Karena kurangnya pencahayaan dari bulan
maka kami pun berinisiatif untuk berpegangan agar tidak ada yang ketinggalan.
Tubuh pun makin terasa amat dingin dengan suhu 0oC yang berusaha menembus baju2 dan membuat sendi2 saya terasa membeku dan
pernapasan pun mulai terbatas akibat atmosfer diketinggian semakin menipis.
Pemandangan alam dari ketinggian pun mulai terlihat dengan track yang dikiri
dan kanannya terdapat tanam langka seperti bunga Edelwish dan Kantong Semar
yang begitu membuat tubuh terasa kembali bertenaga.
Pukul
06:45WIB Kami pun tiba di tempat peristirahatan berbentuk Gua, sungguh
beruntung langkah kami karena disana terdapat sumber air berasal dari dalam
bebatuan yang bisa diminum, air nya sangat dingin seperti air dari kulkas. Kami
pun semua beristirahat sambil menunggu yang lain tiba, kami pun sejenak
mengabadikan foto bersama.
Setelah
semuanya tiba, kami pun mulai melanjutkan pendakian sekitar 400m lagi utk
mencapai puncak. Saya dan teman2 semakin bersemangat sehingga tidak menyadari
setiap injakan membuat bebatuan berjatuhan akibat tekstur tanah yang kurang
bersahabat. Saya melihat Pw pertama tiba dipuncak lalu disusul Samudra lalu
Jadoel dan saya pun kaget dengan teriakan Jadoel atas kekagumannya terhadap
Bumi Allah SWT. Saya yang telah merasakan amat lelah ketika mendengar teriakan
Jadoel saya semakin kembali bersemangat menuju puncak, di belakang saya ada
Kepala Suku yang sedang menunggu teman yang lainnya bergerak dari gua untuk
memanjat tebing agar bisa menuju puncak.
Beberapa
menit kemudian saya pun tiba dipuncak dan saya benar2 kagum dengan keindahan
alam dari ketinggian 2654mdpl (Subhanallah!!! Sungguh betapa indahnya ciptaan
Allah. Rasa lelah saya dan teman2pun terbayar dengan pemandangan yang sangat
menakjubkan). Lalu saya melihat Samudra telah mengambil posisi utk
mengumandangkan Adzan dan saya pun ikut mengumandangkan Adzan bersama Samudra.
Saat penghujung kumandang Adzan tibalah Bos dipuncak dan disusul oleh yang
lainnya. Kemudian kami pun tak lupa mengabadikan moment ini dengan foto bersama
dan dilanjutkan dengan menikmati cemilan seadanya seraya memperhatikan
keindahan alam yang begitu menakjubkan.
Tibalah dipenghujung cerita, setelah
puas tepat Pukul 09:00 kami pun turun dari puncak secara beriringan sambil
menikmati kesejukan dan pemandangan yang sangat indah.
Mungkin
dari pengalaman yang penulis buat diatas ada ketidaksempurnaan dalam tutur
kata, karena penulis masih dalam fase Newbie yang perlu bimbingan penuh. Sekian
dari saya Aris Munandar selaku penulis mewakili teman2 mengucapkan banyak
terimakasih kepada Bang Yusuf, Ketua Pemuda dan Dua Pemandu yang telah
bekerjasama. Sekian. See you the next Ekspedition….!!! To be countinue…
No comments:
Post a Comment