Pages

Tuesday, April 21, 2015

EKSPEDISI TO BURNI TELONG MOUNTAIN

            Burni Telong merupakan salah satu Gunug Api yang masih aktif yang terdapat di wilayah Aceh tepatnya di Lampahan, kabupaten Bener Meriah. Gunung ini pernah menghamburkan Larva vulkanik sekitar abad ke-19 dan termasuk gunung tertinggi ke-3 di Aceh dengan ketinggian 3.654mdpl. Gunung ini merupakan cagar alam kawasan hutan lindung yang keadaan ekosistemnya masih terjaga sehingga menjadi daya tarik bagi para pendaki dari berbagai daerah. Oke baiklah kita cukupkan penjelasannya end now kita kembali keinti cerita.
            Perkenalkan saya selaku penulis bernama Aris Munandar alias AMmwb mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Aceh. Kali ini saya bersama temen2 akan melanjutkan Ekspedisi Ke Gunung Burni Telong. Temen saya itu ada yang bernama Adlil alias A’a , Hendri Alias PW, Teuku Mulyadi alias TM, Hendra alias Samudra, Taufik, Eka Bariin alias Haekal, Heri Saputra alias Jadoel, Rifqi alias Bos, Ilham alias Kepala Suku.

            Awal cerita, Senin 29 Desember 2014, saya dan teman-teman (bias dibilang sih kakak leting karena mereka tingkat 3) ngumpul dan iseng ngebahas pendakian2 yg di Gunung Goh Leumo tiba2 TM salah satu temen saya dari Jurusan Gizi (dia juga Ketua MAGIPALA) datang bergabung dan berbincang2. Lalu TM pun mengeluarkan ide untuk melanjukan pendakian selanjutnya ke Gunung Burni Telong dan dia mulai memperkenalkan track yang dia dapatkan info dari temen rekan organisasinya di Bener Meriah.
            Beberapa menit kemudian, setelah penjelasan track dijelaskan kami pun mulai menetukan tgl keberangkatan dan jatuh pada tgl 16 januari 2015. Karena waktu sangat sempit yang membutuhkan persiapan fisik dan dana sehingga kami pun berinisiatif menjadi agen batu akik demi mendapatkan dana secepatnya sesuai target.
            3 minggu kemudian tepatnya kamis 15 Januari 2015 kami berkumpul kembali utk membahas Pembekalan umum maupun khusus tepatnya di Lapangan Upacara kampus Poltekkes Kemenkes Aceh. Pembahasan pun dimulai dari peralatan, logistik, p3k, dana dan tak lupa pula alat tulis untuk menuai sebuah perasaan ketika dipuncak kelak.

            Keesokan harinya tepatnya hari Jum’at saya mendapatkan jadwal praktek mendadak di Lab Terpadu Kampus sedangkan keberangkatan dimulai setelah selesai shalat jum’at. Pagi itu saya berusaha mengejar waktu praktek dengan join dikelas tetangga tapi hanya bias mengikuti praktek setengah modul karena prakteknya membutuhkan waktu yang lain.oke kembali ke topic. Siang sepulang dari kampus saya segera menuju ke Kos Bos untuk mengambil dan malakukan pengecekan safety pada motornya. Lalu selesai Shalat jum’at saya langsung pulang kerumah untuk packing yg diperlukan.
30 menit kemudian saya menunggu jemputan oleh Bos dan langsung menuju ke Kampus Poltekkes untuk berkumpul dan saya melihat mereka semua telah berkumpul. Tepat jam 15:00 kami pun Chaw dengan menggunakan motor dan ditengah perjalanan kami disambut oleh Hujan yang sangat deras hingga menghentikan niat kami utk melanjutkan menuggu hujan reda.
            Setibanya di Bireun kami mulai makan malam dengan hidangan yang tergolong mewah utk penambahan stok perut dipendakian esok. Dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Bener Meriah tepat pada pukul 21:35 WIB. Di tengah perjalanan kami mulai disambut kembali oleh guyuran hujan yang sangat deras dengan seiringan suhu dingin sekitar 19oC yang mebuat tubuh kami menggigil sepanjang perjalanan.

            Tepat pukul 23:45WIB kami pun tiba di Bener Meriah dan mulai mencari rumah temennya TM dan mulai berbincang2 dengan ditemani minuman Bandrek yang cukup membuat rasa dingin kami terobati. 1jam kemudian kami pun mulai menuju tempat peristirahatan.
Keesokan harinya, kami sangat merasakan dingin yang belum pernah kami rasakan mungkin karena  kami berada dipesisir. Pagi itu saya, Bos, pw dan samudra bergegas keluar utk menghidupkan api didepan penginapan akibat dingin yang sangat menusuk (hahaaha) sambil melihat pemandangan sang gunung api yang tinggi menjulang.
Setelah dipastikan semuanya bangun kami segera bersiap2 utk mencari sarapan pagi guna menambah energy kembali.
Setelah semua yg berhubungan dgn tubuh telah beres, kami pun mulai menjumpai pemandu tepatnya di depan Puskesmas Pante Raya. Setelah berbicang2 bersama pemandu kami mulai menuju tempat peletakan kendaraan di rumah ketua pemuda daerah tersebut. Oiya, pemandu kami bernama Riski dan Ijal, mereka penduduk asli disini
Tepat pukul 10:13WIB kami menuju pintu rimba yang dipayungi oleh sengatan sinar surya yang sangat panas dengan hawa sejuk pegunungan dengan pemandangan puncak yang menjulang tinggi ke angkasa sehingga menguatkan tekat kami untuk lebih semangat seperti org bijak berkata : “PUNCAK BUKANLAH PRIORITAS UTAMA TAPI YANG PALING UTAMA ADALAH KEBERSAMAAN
Tepat pukul 13:10 kami tiba di tempat peristirahatan pertama dengan ketinggian sekitar 1600mdpl dan disini satu2nya tempat yang hanya terdapat sumber air. Disini kami mengumpulkan tenaga dan mengobati salah satu teman kami yang cidera sendi serta mengisi stok persediaan aris selama 30menit.
Setelah semuanya beres, kami melanjutkan perjalanan menuju peristirahatan ke2 selama 1,5jam dan peristirahatan ke3 selama 45menit dengan track yang lumayan menantang serta suhu semakin dingin dengan ketinggian sekitar 2200mdpl.
Setelah menempuh pendakian selama 5,5jam kami pun tiba di kaki gunung tepat pukul 15:25WIB dan mulai beristirahat sejenak sambil menikmati suhu dingin diketinggian 2260mdpl sebelum memulai penmasangan tenda.
Serasa cukup beristirahat kami pun mulai melakukan kegiatan memasak, memasang tenda, menghidupkan api dan ada juga yang tidur guna agar ada yang menjaga api tetap tidur dsaat tubuh kami terlelap dikeheningan malam.
Malam pun tiba, kami segera beristirahat dibawah heningnya rembulan yang ditemani oleh alunan suara jangkrit bagaikan suara music dikeheningan dengan menahan hawa yang sangat amat sekitar 5oC. Disitu saya melihat dan mendengar suara Pw yg mulai mencoba berusaha melawan hawa dingin, Jadoel yang sedang mengganggu Pw, A’a dan Kepala Suku. Taufik dan Haekal sudah tertidur pulas dan saya juga melihat Bos dan TM berusaha menstabilkan Api agar tidak padam seraya mengusir hawa dingin ditubuh mereka bersama pemandu. Yang  mengagetkan saya ternyata dsamping saya telah tertidur pulas Samudra. Suhu dingin ini seraya makin menusuk tubuh saya yang terbaluk 4Lapis baju dan 2lapis celana serta sarung tangan dan penutup muka dan kepala tetapi saya tetap merasakan hawa yang begitu dingin.
            Waktu telah menunjukkan pukul 01:00WIB tapi kami semua masih belum terlelap sehingga  memutuskan untuk menyajikan mie instan. Setelah merasa kenyang kami pun mulai berbincang utk jadwal menuju puncak pada pukul 04:00 agar bias menikmati matahari terbit dari puncak. Setelah perbincangan selesai kami pun tidur tetapi Bos dan TM tetap menjaga api.
            Kami pun mulai bangun pukul 05:00 akibat kelelahan serta suhu yang amat sangat dingin dan segera bersiap2 utk berdo’a bersama sebelum menuju puncak. Karena kurangnya pencahayaan dari bulan maka kami pun berinisiatif untuk berpegangan agar tidak ada yang ketinggalan. Tubuh pun makin terasa amat dingin dengan suhu 0oC  yang berusaha menembus baju2 dan  membuat sendi2 saya terasa membeku dan pernapasan pun mulai terbatas akibat atmosfer diketinggian semakin menipis. Pemandangan alam dari ketinggian pun mulai terlihat dengan track yang dikiri dan kanannya terdapat tanam langka seperti bunga Edelwish dan Kantong Semar yang begitu membuat tubuh terasa kembali bertenaga.
Pukul 06:45WIB Kami pun tiba di tempat peristirahatan berbentuk Gua, sungguh beruntung langkah kami karena disana terdapat sumber air berasal dari dalam bebatuan yang bisa diminum, air nya sangat dingin seperti air dari kulkas. Kami pun semua beristirahat sambil menunggu yang lain tiba, kami pun sejenak mengabadikan foto bersama.
Setelah semuanya tiba, kami pun mulai melanjutkan pendakian sekitar 400m lagi utk mencapai puncak. Saya dan teman2 semakin bersemangat sehingga tidak menyadari setiap injakan membuat bebatuan berjatuhan akibat tekstur tanah yang kurang bersahabat. Saya melihat Pw pertama tiba dipuncak lalu disusul Samudra lalu Jadoel dan saya pun kaget dengan teriakan Jadoel atas kekagumannya terhadap Bumi Allah SWT. Saya yang telah merasakan amat lelah ketika mendengar teriakan Jadoel saya semakin kembali bersemangat menuju puncak, di belakang saya ada Kepala Suku yang sedang menunggu teman yang lainnya bergerak dari gua untuk memanjat tebing agar bisa menuju puncak.
            Beberapa menit kemudian saya pun tiba dipuncak dan saya benar2 kagum dengan keindahan alam dari ketinggian 2654mdpl (Subhanallah!!! Sungguh betapa indahnya ciptaan Allah. Rasa lelah saya dan teman2pun terbayar dengan pemandangan yang sangat menakjubkan). Lalu saya melihat Samudra telah mengambil posisi utk mengumandangkan Adzan dan saya pun ikut mengumandangkan Adzan bersama Samudra. Saat penghujung kumandang Adzan tibalah Bos dipuncak dan disusul oleh yang lainnya. Kemudian kami pun tak lupa mengabadikan moment ini dengan foto bersama dan dilanjutkan dengan menikmati cemilan seadanya seraya memperhatikan keindahan alam yang begitu menakjubkan.
Tibalah dipenghujung cerita, setelah puas tepat Pukul 09:00 kami pun turun dari puncak secara beriringan sambil menikmati kesejukan dan pemandangan yang sangat indah.
            Mungkin dari pengalaman yang penulis buat diatas ada ketidaksempurnaan dalam tutur kata, karena penulis masih dalam fase Newbie yang perlu bimbingan penuh. Sekian dari saya Aris Munandar selaku penulis mewakili teman2 mengucapkan banyak terimakasih kepada Bang Yusuf, Ketua Pemuda dan Dua Pemandu yang telah bekerjasama. Sekian. See you the next Ekspedition….!!! To be countinue…

No comments:

Post a Comment