Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels, Masuk Islam setelah
penelitianya terhadap Wudhu
“Ibadah dalam Islam bukan hanya ritual saja, seperti agama
kristen, agama hindu,dan buda,Ibadah dalam islam menitik berat kepada perubahan
hidup seseorang yang lebih baik, baik dalam hubungan muamalah(hubungan antar
sesama manusia)maupun dalam hal Ubudiah (Hubungan Manusia dengan
Tuhan). Semuanya harus seimbang”
Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels, Adalah Seorang
psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria,dan agaman sebelum
islam adalah kristen, dari remaja dia sudah banyak menemukan kejanggalan dalam
agama kristen, dan akhirnya ia mempelajari Islam.
Salah satu yang ia teliti
adalah tentang keharusan wudhu sebelum melakukan sholat, dan ia juga meneliti
tentang keharusan mandi setelah jima' dengan Istri, dan dalam agama kristen
tidak ada aturan bersuci seperti ini, bahkan orang kristen katanya walau dalam
keadaan junub (habis bersetubuh dengan istri tanpa mandi) langsung pergi
kegereja untuk menyembah tuhan.
Prof Leopold Werner von Ehrenfels menemukan sesuatu yang
menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat
mengejutkan. Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia
ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut
sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu
yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar
wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia
secara keseluruhan. Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat
syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan
dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama
Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
Setiap perintah ALLAH tentu memiliki hikmah kebaikan
dibaliknya. Bayangkan bahwa wudhu adalah ritual pengkondisian seluruh aspek
hidup, mulai dari psikologis & fisiologis. Lima panca indera mesti kena
semua tanpa terkecuali disapu oleh air wudhu. Mata, hidung, telinga &
seluruh kulit tubuh. Ini betul-betul luar biasa..
Ahli syaraf/neurologist pun telah membuktikan dengan air
wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari-jari tangan dan jari-jari kaki
berguna untuk memantapkan konsentrasi pikiran.
Anda tentu pernah mendengar akupunktur kan? Coba cari tahu
dimana saja letak titik-titik sensitif yang sering digunakan dalam ilmu
akupunktur? Lalu kemudian amati pola wudhu. InsyaAllah anda akan segera
menemukan benang merah diantara keduanya.
Pada anggota badan yang terkena perlakuan wudhu terdapat
ratusan titik akupunktur yang bersifat reseptor terhadap stimulus berupa
basuhan, gosokan, usapan, dan tekanan/urutan ketika melakukan wudhu. Stimulus
tersebut akan dihantarkan melalui meridian ke sel, jaringan, organ dan sistim
organ yang bersifat terapi. Hal ini terjadi karena adanya sistem regulasi yaitu
sistem syaraf dan hormon bekerja untuk mengadakan homeostasis (keseimbangan).
Titik-titik akupunktur, suatu fenomena yang menarik bila dikorelasikan dengan
kayfiyat wudhu yang disyari’atkan 15 abad yang lalu.
Setelah dihitung-hitung…ternyata terdapat 493 titik reseptor
pada anggota wudhu!!
Anggota Wudhu (rukun dan sunat) Jumlah Titik Akupunktur:
Wajah 84
Tangan 95
Kepala 64
Telinga 125
Kaki 125
Jumlah 493
Subhanallah! Bayangkan jika kita melakukan itu setiap hari
paling sedikit 5 kali sehari..
Ternyata kita harus semakin teliti saat menjalani wudhu.
Mengapa? Coba ingat-ingat saat kita membasuh telapak kaki & tangan…apakah
sela-sela jari sering kita abaikan? Ternyata ada fakta menarik yang tidak boleh
luput:
Satu diantaranya adalah ketika melakukan takhlil, diantara
sela-sela jari tangan dan kaki terdapat masing-masing satu titik istimewa (Ba
Sie pada sela-sela jari tangan & Ba Peng pada sela-sela jari kaki). Jadi,
keseluruhannya terdapat 16 titik akupunktur. Berdasarkan riset fakar
akupunktur, titik-titik tersebut apabila dirangsang dapat menstimulir bio
energi (Chi) guna membangun homeostasis. Sehingga menghasilkan efek terapi yang
memiliki multi indikasi, seperti untuk mengobati migren, sakit gigi,
tangan-lengan merah, bengkak, dan jari jemari kaku.
Lain lagi tentang telinga..ternyata ada 30 hadist yang
mendukung ini. Saya pernah coba sebuah produk akupunktur yang menggunakan
tenaga listrik. Lucu juga, karena alat ini disimpan di daun telinga. Dan ketika
dialiri listrik rasanya seperti telinga ditusuk-tusuk. Saya semakin paham bahwa
daun telinga, selain sebagai aksesoris, ternyata terkandung banyak sekali titik
reseptor syaraf.
Makanya, saat menyapu telinga itu jangan cuma membasuh saja,
tapi harus dengan pijatan juga. Ini namanya aurikulopressure alias pijat
akupunktur telinga.
Subhanallah…luar biasa ternyata kandungan rahasia wudhu…
Ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian
dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh
dalam air wudhu-seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki –memang
paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Karena
itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.
Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and
Soul menjelaskan, wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih
banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap
oleh kulit. Kemudian, apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu),
bahan kimia itu akan larut. Selain itu, jelasnya, wudhu juga menyebabkan
seseorang menjadi tampak lebih muda..
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya
penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit. Karena
itu, orang yang memiliki aktivitas padat (terutama di luar ruangan) disarankan
untuk sesering mungkin membasuh atau mencuci anggota badannya yang terbuka,
seperti kepala, muka, telinga, hidung, tangan, dan kaki.
Sebab, penyakit kulit umumnya sering menyerang permukaan
kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan, seperti di sela-sela jari tangan,
kaki, leher, belakang telinga, dan lainnya. Karena itu, Mochtar Salem memberi saran
agar anggota tubuh yang terbuka senantiasa dibasuh atau dibersihkan dengan
menggunakan air.
Rasulullah SAW menyatakan, wajah orang yang berwudhu itu
akan senantiasa bercahaya. Rasulullah akan mengenalinya nanti pada
hari kiamat karena bekas wudhu. “Umatku nanti kelak pada hari kiamat
bercahaya muka dan kakinya karena bekas wudhu”
Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah
daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.
Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS
al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki.
Dalam hadist riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan
dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan
kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.
Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain
karena dalam redaksi hadist itu dikatakan bahwa proses pembersihan
itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).
Wudhu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian
rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan
Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha
mempertahankan keabsahan wudhunya.
Yang paling penting dari wudhu ialah kekuatan simboliknya,
yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan
sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan
shalat, menyentuh atau membaca mushaf Al Quran. Wudhu sendiri akan memproteksi
diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudhu. Dosa dan
kemaksiatan berkontradiksi dengan wudhu..
No comments:
Post a Comment