Astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang
ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar.
Menurut Harun Yahya, logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam
inti bintang-bintang raksasa.
Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur
yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan
dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang
suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam
sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya
meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau
"supernova".
Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi
bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang
hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di
bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa
melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi".
Subhanallah, penemuan itu ternyata telah diungkapkan pada
abad ke-7 dalam kitab suci Alquran. Bahkan, besi menjadi nama salah satu surah
Alquran, yakni Al-Hadiid.
Penemuan dunia astronomi tentang rahasia besi itu
diungkapkan dalam surah Al-Hadiid [57] ayat 25,
''... Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan
yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ..." (Alquran, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami
turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan
secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat
bagi manusia.
Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini,
yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari
bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.
No comments:
Post a Comment